Gunung Gede, salah satu gunung yang terletak di Pulau Jawa Indonesia ini berada dalam kawasan Taman Nasional Gede Pangrango yang letaknya berada di tiga kabupaten, yaitu Sukabumi, Bogor dan Cianjur dengan ketinggian 2.958 meter diatas permukaan laut.
Awal November saat musim hujan, gue sengaja
menjamah ke Gunung Gede. Sudah
lama gue merencanakan untuk pergi ke gunung asal kota waktu gue kecil ini. Kurang
lebih 6 tahun pernah tinggal di bawah kaki gunung gede ini tepatnya di Desa
Cibeureum Sukaraja, Kabupaten Sukabumi tapi baru sempet sekarang ini mampir ke
kediamannya Eyang Suryakencana, Gunung Gede. Rasa
puas yang amat sangat bisa gw rasakan saat menjamah ke atas
puncak Gunung Gede.
Untuk bisa menjamah ke gunung gede
ini gak gampang. Kenapa?
Karena Gunung Gede ini sudah termasuk dalam lingkup Taman
Nasional. Jadi buat para
pendaki biasanya harus mengurus administrasi dari jauh-jauh
hari. Teknis dan perizinan pendakian bisa melalui telepon, datang langsung ke
lokasi atau booking online, untuk detail nya bisa check di www.gedepangrango.org
Sabtu pagi, sekitar pukul 05.30 WIB, gue dan tim mulai melakukan pendakian melalui jalur Gunung Putri berkemah di Alun-Alun Suryakencana dan turun lewat jalur Kandang Badak-Cibodas. Jalur Gunung putri ini bisa dibilang jalur yang lumayan aman bagi para pemula karena trek tanjakan yang tidak begitu menantang seperti jalur Kandang Badak yang mempunyai jalur tanjakan yang cukup menguras tenaga.
Selepas melewati trek gunung
putri yang lumayan, akhirnya gue sampai juga di hamparan luasnya bunga Edelweis yaitu Alun-Alun Suryakencana. Tempat ini sering disebut oleh para pendaki sebagai tempat
nge-camp nya para pendaki. Hamparan
panorama Edelwis yang luas
bikin gue jatuh hati saat sampai di Suryakencana dan rasa lelah serasa tidak
pernah gue rasakan. Wah! Bener-bener surganya Jawa Barat, rasanya gue pengen teriak
sekenceng-kencengnya di tengah-tengah luasnya hamparan Edelweis.
Suryakencana berhasil bikin gue
jatuh hati, setelah savananya Gunung Merbabu di Jawa
Tengah. Suryakencana bikin gue betah dan gak mau pulang ke rumah rasanya, pengen terus menikmati
keindahan sang maha pencipta. Satu malam disini gak cukup buat gue dan pengen
berlama-lama disini merasakan panorama yang luas dan juga menghirup kabut
dingin yang bikin dada sesak, Ah entah lah. Memang lukisan Tuhan tidak pernah bohong.
Gue dan tim akhirnya sampai di
Suryakencana untuk bermalam d isini
dan melakukan summit ke puncak di besok paginya. Enaknya berkemah di sini
adalah adanya mata air jadi gak usah
repot kalau kehabisan air buat minum dan masak. Air bisa ambil di bawah lembah Suryakencana.
Cuaca waktu itu cukup dingin,
sekitar 8 derajat, tapi cuaca
yang buruk di musim hujan ga menghalangi gue buat tetep explore dan nyari spot yang bagus,
karena menurut gue moment itu penting dan ga akan bisa diulang untuk kedua
kalinya saat kita menikmati alam bebas. Jadi
buat para pendaki tak heran jika motret adalah salah satu hobby yang pas saat
kita sedang berada di outdoor.
Dinginya pagi di Suryakencana
bikin gue betah dan gak mau cepat-cepat pulang, gak mau singgah dari tenda dan
melepas sleeping bag ini, gak mau cepat menghabiskan makanan, biscuit dan
secangkir teh panas ini, pengen lebih lama bercerita dan bercengkrama di bawah
kabutnya gunung gede, pengen lebih lama beramah tamah dengan hamparan luasnya Edelweis ini. Sungguh hati tak ingin cepat
pulang meninggalkan tempat nyaman ini.
Tetapi pagi itu, mau gak mau gue
dan tim harus bergegas merapihkan tenda dan perlengkapan untuk melakukan summit
ke puncak gunung gede. Gue dan tim melanjutkan perjalanan ke atas puncak dan
meneruskan perjalanan turun melalui jalur Kandang Badak.
Jarak tempuh summit ke atas puncak dari Suryakencanan kurang lebih 1 jam 20
menit dengan speed yang normal dengan istirahat.
Top Gede, gue dan tim sampai di
puncak, tidak lama kita di atas puncak, kita langsung turun melalui jalur
kandang badak cibodas.
Teks & Foto | Ahmad Leman
- 11/04/2016
- 0 Comments